Sabtu, 11 Mei 2013

Unit Susu Kelompok Tani Ternak Ngudi Sari Dsn. Tajuk Ds. Tajuk Kec. Getasan Kab. Semarang



Unit Susu Kelompok Tani Ternak Ngudi Sari
Dsn. Tajuk Ds. Tajuk
Kec. Getasan Kab. Semarang
                Berawal dari ide bersama dengan melihat letak geografis dan perekonomian Dusun Tajuk, dimana letak dusun yang kebetulan berada didaerah subur, dan hampir 50% penduduknya memiliki ternak sapi perah. Warga perlahan-lahan mencoba merintis  untuk memajukan kesejahteraan masyarakat dengan mendirikan sebuah organisasi yang bergerak untuk memanfaatkan sapi perah warga. Dengan kerjasama yang solid sejak tahun 1994 warga setuju mendirikan Unit Susu Kelompok Tani Ternak Ngudi Sari, dan baru diresmikan pada tahun 2000 dengan struktur organisasi berjumlah 54 anggota yang diketuai oleh Bapak Salamun.
Hasil operasional unit susu perah dialokasikan untuk membayar listrik pngolahan susu, membayar upah petani, para pekerja yang mengurus sapi-sapi perah serta biaya untuk kelangsungan kualitas susu perah. Upah untuk para pemerah susu adalah 200 rupiah perliternya. Sisa hasil perah susu dimasukkan dalam kas sebagai simpanan. Masalah administrasi untuk keluar masuknya dana dicatat dalam pembukuan secara rinci oleh bendahara Unit Susu Kelompok Tani Ngudi Sari yaitu Bapak Slamet. Namun terkadang ada yang tidak tercatat jelas karena ketidak tahuan beberapa warga mengenai pembukuan bukti transaksi dana.
Seiring berjalannya waktu, Unit Susu Perah ini mendapat lirikan dari berbagai kalangan seperti dinas setempat dan para mahasiswa yang mengadakan penelitian. Mereka bukan hanya tertarik melainkan membantu dalam masalah materi dan pemberdayaan hasil susu perah. Mahasiswa yang mengadakan penelitian mengenai hasil susu perah di Dusun Tajuk mencoba merealisasikan hasil susu perah menjadi sebuah pemasukan bagi warga, seperti memanfaatkannya menjasi steak susu, tahu susu, susu kering dan lain lain. Namun usaha ini ternyata tidak semudah konsep awal rencana. Warga harus terhalang oleh kendala pemasaran yang makin tahun semakin bersaing. 
Sedangkan dari pihak dinas membatu dalam masalah materi, seperti kerja sama masalah pembangunan gedung, koling tempat susu perah, jenset, serta alat-alat yang mendukung kemajuan susu perah lainnya.
                Kualitas susu yang baik membuat daerah-daerah sekitar tertarik menjalin kerja sama entah membeli susu dalam jumlah literan yang banyak, atau dijualnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar